Anime ini mengusung tema horror berbalut kesadisan dalam setiap
episode kematiannya. Dengan berlatarkan kota Yomiyama entah di bagian mana
Jepang, sekelompok siswa SMP kelas 9 menyuguhkan cerita tidak biasa yang meski
sederhana namun mampu memancing bulu kuduk untuk menari hip-hop.
Anime ini dibuka dengan penuturan seorang narator yang menceritakan tentang
seorang bernama Misaki yang meninggal 26 tahun lalu. Ia adalah siswa SMP di
kota itu, tepatnya kelas 9-3. Ia anak yang baik, pintar dalam akademik maupun
atletik, dan sangat disayangi oleh teman-temannya. Ketika ia meninggal,
teman-temannya tetap bersikap seolah ia masih ada. Mereka bahkan menyediakan
kursi saat upacara kelulusan. Dan tanpa disangka, Misaki benar-benar datang
pada acara itu dan muncul sebagai penampakan di foto.
Sejak saat itu dimulailah kutukan yang menimpa kelas 9-3
dari tahun ke tahun hingga sekarang. Setiap orang yang terhubung dengan kelas
itu akan mati, entah dirinya sendiri atau mungkin keluarganya. Kutukan itu akan
terjadi ketika jumlah siswa di kelas itu bertambah.
Suatu hari di bulan Mei, datanglah seorang siswa pindahan
dari Tokyo ke kelas 9-3, Sakakibara Kouichi. Tentu saja, setelahnya dimulai
serentetan kematian tragis tanpa penyebab pasti.
Pada episode-episode ini, kita akan disuguhkan gambar
berbagai macam cara kreatif untuk kehilangan nyawa. Backsound juga ekspresi para karakternya
semakin mendukung ‘kemeriahan’ prosesi kematian demi kematian dalam anime ini,
mengundang penontonnya untuk mengernyit juga menyumbang tempo entakan jantung
yang berlebih.
Another mengajak kita untuk menyelami sebuah
kutukan non-sense bin impossible
but make you stay until you find the answer. Berisikan
12 episode dengan alur lugas tanpa terkesan terburu-buru, anime ini berhasil
merebut perhatian para penontonnya untuk bersedia memahami ide cerita sederhana
yang dibumbui dengan unik.
Sayangnya, dari anime ini gue nggak menemukan chemistry yang mumpuni antara karakternya.
Mungkin karena mereka masih SMP? Atau memang penulisnya hanya berfokus pada
pesta darah? Intinya setelah menonton anime ini, meski gue puas karena sudah
dibuat deg-degan juga geregetan, gue nggak nemuin keterikatan emosi dengan karakternya.
Gue nggak nemuin satu pun karakter yang berhasil menahtakan dirinya dalam hati
gue. Sangat disayangkan, karena sesungguhnya Sakakibara Kouichi itu imut tanpa
tanggung-tanggung #apasih -__-
Nah, apakah akhirnya siswa kelas 9-3 yang tersisa mampu bertahan hidup? Akankah
mereka menemukan cara untuk menyelamatkan nyawa mereka dari kejeniusan sang scriptwriter yang dengan mudah menciptakan
kematian dramatis? Berhasilkah mereka menguak misteri dibalik kengerian dari
kutukan tersebut? Temukan jawabannya di anime Another bersama si imut
Sakakibara-kun yeeeah \(^o^)/
Satu pelajaran penting yang gue dapatkan dari film ini adalah kematian sangat
dekat dengan hidup. Ketika kita menjalani hidup, entah suka atau duka, kita
juga berjalan selangkah lebih dekat dengan kematian. Kematian itu pasti, nyata,
dan selalu berada di sekitar kita. Menunggu waktu yang tepat untuk menunjukkan
kehadirannya. So, don’t waste
your time!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar