I have a superduper terrible day in this week. I’m messed up in every
way that I knew.
Minggu ini adalah masa
di mana bom waktu yang gue simpan meledak berhamburan tak tentu arah, bom yang
sudah gue erami layaknya induk ayam mengerami telurnya selama berbulan-bulan. Ketika
gue kehabisan tenaga untuk menahan bom itu, efek meledaknya seperti meluluh-lantakan
hati hingga tak bersisa, dan yang bisa gue lakukan hanya menangis-mengacau-meresahkan
para kerabat-melarikan diri.
Gue benar-benar berniat
untuk menyerah saja sekalian, karena untuk apa bertahan jika alasan yang mempertahankan
gue selama ini akan pergi tanpa mampu gue selamatkan? Satu-satunya alasan yang
membuat gue bertahan untuk ribuan harapan, percaya akan masa depan yang lebih
baik, sekolah, belajar, juga berjuang untuk hidup. Alasan itu terenggut begitu
saja karena sebuah putusan yang mungkin ditujukan untuk menguji kekuatan hati
gue, namun sekali ini gue sungguh-sungguh tidak mampu menahannya lagi. Gue menyerah
untuk bertahan. Gue lelah dan gue siap untuk melepaskan.
Gue bahkan sudah tidak yakin pada diri gue
sendiri dan yang paling parah, gue mendorong setiap orang yang gue cintai untuk
meninggalkan gue. Ya, gue mendorong mereka semua untuk mengakui kelemahan gue
dan gue membiarkan mereka untuk beranjak pergi.
Karena saat masalah
menjadi begitu menyesakkan, tak ada jalan kembali untuk memutar langkah selain
mencoba untuk melepaskan. Dan saat bertahan tak lagi mampu menahan setiap luka,
harus selalu ada yang dikorbankan. Itulah yang gue tahu.
Namun orang-orang yang
sudah gue dorong untuk pergi, tetap berkeras bahwa selalu ada jalan kembali. Bahkan
untuk sebentuk hati yang patah, yang tak lagi mampu mengandung harapan. Akan selalu
ada kesempatan untuk setiap orang—seburuk apa pun orang itu—memperbaiki
dirinya; kesempatan kedua.
Mungkin ini klise—karena
bahkan gue sudah pernah menulis novel bertema serupa—namun gue benar-benar merasakan
harapan itu masih ada. Saat mereka tetap berjuang mempertahankan gue, barulah
gue tahu harapan itu belum meninggalkan gue. Gue masih memiliki kesempatan
kedua.
Bahkan setelah gue
bersikap bodoh, menyia-nyiakan setiap waktu, juga berniat untuk menyerah kalah
pada keadaan, mereka tetap ada. Mereka; yang telah gue nilai sebagai tempat
yang tak bisa gue sebut sebagai keluarga, yang telah gue tinggalkan demi
kelemahan hati gue, juga yang telah gue kecewakan karena keputusan egois gue.
Mereka tetap ada,
bahkan setelah segala hal buruk yang gue lakukan.
Gue sadar akan setiap
resiko yang bisa gue dapatkan karena kembali mendekap harapan, namun gue akan
melakukan segalanya untuk tetap tegak, untuk tetap berjuang. Karena setiap
keyakinan yang pernah gue yakini membawa gue pada kesimpulan bahwa tak ada
manusia yang lebih buruk selain manusia yang menyerah untuk berjuang. Dan gue
tidak akan menjadi salah satunya; gue akan tetap berjuang meski gue harus
terjatuh, terpuruk, dan terluka lagi.
Terkadang, kita bisa
begitu buta akan satu hal yang begitu jelas di depan mata hanya karena hal itu
tertutup oleh kesederhanaan. Kita selalu mengharapkan hal baik dengan bungkus
yang tak kalah baik. Padahal sesungguhnya, tak ada yang lebih baik selain hal
baik yang terbungkus oleh kesederhanaan.
Dan itulah yang gue
temukan dalam keluarga kecil gue, yang tetap bertahan menghadapi setiap
kebodohan dan keegoisan gue, juga memberi kekuatan saat gue bahkan tak lagi
memiliki tempat untuk gue sebut sebagai ‘rumah’.
Kita melakukan
kesalahan, namun itu adalah hal yang wajar ketika kita melakukannya untuk kali
pertama. Dan ketika kita melakukannya lagi, maka hal itu tak lagi menjadi
pemakluman, karena itu adalah pilihan. Itulah sebabnya setiap orang berhak
untuk kesempatan kedua.
Untuk seluruh anggota
HIRISMAN 7 Bogor, yang sudah bersedia menyangga dan mendukung gue di masa
terburuk gue, terima kasih. Hanya itu kata yang sanggup gue ucapkan untuk
kalian. Mungkin benar Allah SWT menguji gue karena Dia tahu gue mampu, Allah
Maha Mengetahui, right? Dan mungkin kalian adalah anugerah yang nggak pernah
gue sadari—karena kita melalui banyak hal baik juga buruk bersama—sebuah
keluarga yang gue harapkan meski tak sempurna, dan gue baru menyadari itu saat
gue nggak lagi memiliki kalian.
Terima kasih juga untuk
Sulistya Ningrum, sepupu baik hati yang kadang nyebelin setengah hidup, yang
membuat gue sadar bahwa gue harus tetap berjuang. Untuk Gita Bernadus, yang
nggak pernah berhenti menyediakan bahunya untuk setiap air mata gue. Untuk Aulia
Khoirunnisa, yang punya pandangan berbeda pada hidup, membuat gue tahu setiap
kesalahan gue. Untuk Riska Amelia, Muhammad Hafiz, dan Bintang G.M yang sudah
membuat gue belajar untuk menerima kenyataan. Untuk Andhika Dwiantara Poetra yang
nggak pernah memecat gue dari jabatan adiknya yang cengeng. Juga untuk Helsien
A.M yang dengan berbesar hati membiarkan gue memilih jalan gue dan tetap
berusaha menyelamatkan sisa-sisa harapan gue. Terima kasih untuk setiap orang
yang telah membantu gue, meski tanpa kalian sadari.
Dan yang paling utama
terima kasih untuk Allah SWT yang tak pernah menyerah pada gue, yang selalu
melindungi gue, dan selalu mengirimkan orang-orang berharga dalam hidup gue
untuk mengajari gue arti dari kehidupan.
Gue nggak akan berjanji bahwa gue pasti berubah
menjadi gadis yang lebih baik, karena gue pasti akan kembali mengacau, namun
gue berjanji akan mencobanya. Gue akan berjuang dan nggak menyerah pada
keadaan. Gue akan membuktikan bahwa masalah ini—yang benar-benar gue benci
namun harus gue hadapi—akan membawa masa depan yang lebih baik untuk hidup gue.
Dan gue akan kembali percaya.
NB : Gue menulis ini untuk mengingatkan diri gue di kemudian hari ketika
gue kembali mengacau dan ingin menyerah. Gue harus ingat bahwa seburuk apa pun
masalah hingga keadaan tak memungkinkan untuk bertahan, selalu ada kesempatan
dan jalan untuk kembali berjuang.
Hari Besar Islam, 25-10-13
Setelah merenung dan membaca ulang setiap kalimat motivasi
Juga setelah membaca direct message dari Helsien A.M
'siapapun kamu, kamu adalah seorang pemenang' kamu udah menang nui, menang dari masalah kamu. kamu hebat, kaka salut! :'){}
BalasHapusIya, makasih kak :') ehehe
Hapuswhatever you choose, wherever you go, i just wanna support you, my best ({}) stay be "nui" and i wish you can stronger and stronger and much stronger than tommorow, you know it, WE know it :) so, dont give up for your problem, you can resolve it and back to your hope :") ganbatte kudasai nui-chan <3 wish tommorow will be better ~ ^^ sory if i cant help you more than this :) -konan-
BalasHapusYeah, thank you so much for your support min. You're already known that it mean everything to me :') glad to have you in my terrible life hahaha stay be 'mimin' too :D
Hapus