Kamis, 30 Juli 2015

Review : Psycho-Pass (Anime)


            Anime yang berhasil menggugah hati gue untuk menulis kesan adalah Psycho-Pass. Harus gue akui film ini terlalu ‘jelas’ dalam menampilkan kejahatan dan komplotannya—yang mana membuat gue nggak nafsu makan juga melipat jidat selama nonton—tapi di atas semua itu, gue menemukan banyak hal menarik dalam anime kejam ini.


            Psycho-Pass mengangkat cerita dari masa depan, di mana era teknologi canggih yang serba otomatis bisa menentukan takdir seseorang hanya dengan membaca gelombang emosinya. Mereka memiliki suatu sistem yang dinamakan Sybil System. Nah, sistem ini berfungsi untuk memutuskan apakah orang tersebut baik, jahat, cerdas, bodoh, berhak untuk meraih cita-cita, atau hanya sekadar sampah masyarakat.
            Dalam satu dan lain hal, sistem ini sangat efektif. Contohnya, tindak kejahatan bisa diminimalisir dan ketertiban bisa diwujudkan secara nyata, karena ketika seseorang terdeteksi memiliki warna Psycho-Pass yang gelap, orang itu akan dimasukkan ke dalam rehabilitasi demi mencegah kejahatan yang mungkin dilakukannya. Menurut gue pribadi, dasar hukumnya sedikit mirip dengan Minority Reports, hanya saja kemasan cerita dan karakter Psycho-Pass lebih menarik dan lebih kejam.
            Di sisi lain, Sybil System ini pun memiliki banyak kekurangan juga keburukan. Sistem canggih ini mampu menghancurkan hidup seseorang dan membuatnya terasingkan dari masyarakat hanya karena sistem ini memutuskan bahwa warna Psyco-Pass orang itu gelap. Ketika orang itu mencapai angka yang melebihi batas normal Koefisien Kriminal, ia akan dilabeli dengan sebutan Kriminal Lethal dan mustahil baginya untuk kembali ke kehidupan normal. Satu-satunya pilihan yang tersisa, jika ia memiliki bakat adalah dengan menjadi Penegak di Biro Keselamatan Publik. Istilah kasarnya menjadi anjing pemburu milik polisi dan melakukan hal-hal kotor seperti mengeksekusi tersangka kriminal.


            Di tempat inilah kita berkenalan dengan Kougami Shinya, seorang mantan inspektur yang karena suatu kasus akhirnya dilabeli dengan sebutan Kriminal Laten dan menjadi Penegak. Lawannya adalah Makishima Shougo, seorang pria tampan berambut putih dengan warna Psycho-Pass yang selalu cerah meskipun ia sedang membunuh. Ya, benar, lawan Kougami adalah seseorang yang tidak tersentuh Dominator—senjata dengan kemampuan menghitung Koefisien Kriminal dan memutuskan jenis tembakan yang sesuai.


            Sejak awal film ini menyuguhkan karakter-karakter unik yang kuat dengan caranya masing-masing. Tapi di antara seluruh karakter itu, karakter favorit gue adalah Makishima Shougo, sang penjahat utama. Kenapa? Karena dia ganteng, cute, matanya melelehkan hati, pinter, tegas, dan punya pola pikir yang menarik. Gue ngerti pertanyaan-pertanyaan juga penilaian Makishima terhadap hidup. Meskipun dalam kasus berbeda, tapi gue tahu alasan dari seluruh kejahatannya itu sederhana; dia hanya ingin hidup yang normal. Dia berharap kemajuan teknologi akan berjalan seiringan dengan kemajuan sumber daya manusia. Bukan berarti caranya benar dengan melakukan pembunuhan dan sebagainya, tapi gue mengagumi pola pikirnya.


            Setelah merampungkan anime ini, gue belajar beberapa hal. Satu, kita harus punya sikap pantang menyerah bahkan meskipun hukum berlaku tidak adil. Dua, hukum itu ada bukan untuk melindungi kita, tapi kitalah yang melindungi hukum dan berjuang untuk mendapat keadilan seperti yang seharusnya. Dan tiga, hidup ini meskipun terkadang kejam, namun tetap memberi kita pilihan.
Gue akhirnya sadar bahwa seburuk apa pun pilihan yang tersedia di hidup gue, setidaknya gue masih bisa memilih. Jadi ketika gue nanti memilih, gue akan menyesal, lalu berusaha untuk membuatnya menjadi pilihan terbaik dan mensyukurinya.
            Hidup tidak akan selalu berakhir bahagia, tapi setidaknya kita bisa membuat akhir yang lebih baik.



P.S : Anime ini ada season 2-nya. Tapi karena nggak ada Kougami dan nggak ada yang ganteng juga, gue nyerah di episode 7 XD #plaaaak
Sampai ketemu di review selanjutnya~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar