Rabu, 16 Oktober 2013

Something 'bout My Wish

Satu hal yang selalu gue lakukan demi menghalau kegalauan akut akibat single stadium akhir adalah menonton film roman. Ya-ya-ya gue tahu itu sesat, karena justru semakin membuat gue gigit jari dan kadang menggaruk layar laptop ketika melihat adegan-adegan manis melelehkan hati yang dilakoni oleh sang aktor bersama aktrisnya. Namun apalah daya, memang salah satu efek samping dari single adalah punya kelebihan hormon “manja bin alay” yang harus disalurkan demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang hidup di sekitar gue.
            Jadiiiii, sampailah gue pada keputusan untuk menonton film The Vow pada tengah malam buta dengan ditemani Chiara—boneka kelinci kesayangan gue yang sudah menyandang status jones selama tiga tahun.
Gue menonton film itu di laptop dengan headset baru warna pink, hadiah dari Mba Wati dan Om Luki weekend kemarin. Jangan tanya kenapa gue nulis itu, gue cuma mau nulis saja karena Aul pasti bakal cinta berat sama si pingky ini.
            Okay, enough for cuap-cuip not important and here we go for my comment about The Vow.
            Ada dua alasan yang melatar-belakangi gue untuk tertarik pada film tersebut. Satu, karena Channing Tatum pemainnya, yang mana menurut gue dia adalah pria keren bin hot yang sumpah haram banget buat diabaikan begitu saja. Dua, karena salah satu followers di twitter gue bilang bahwa kissing scene-nya itu sumthin’ banget. Jangan protes, karena rasa ingin tahu para remaja umumnya memang sedikit berbahaya dewasa ini, dan gue nggak mau bertindak muna dengan mencari alasan lain.
            Dan setelah satu jam empat puluh menit dua puluh satu detik, akhirnya gue merampungkan kegiatan menonton film itu dengan hati yang sepenuhnya termangu dalam bisu. Gue nggak akan me-review film itu, atau pun spoiler mengenai inti ceritanya, tapi gue akan mengatakan dua pelajaran penting yang gue dapat dari film itu.
            1. Maybe every single memories couldn’t be remembered, but the felt about it was always have a way to come back to your self, especially to your heart.
            2. Gue harus tetap bertahan dan tinggal dengan orang yang gue cintai karena semua kebaikan yang pernah dilakukannya, dan gue nggak bisa berdiri lalu pergi begitu saja hanya karena satu kesalahan besar yang sudah dilakukannya, tidak peduli sesakit apa pun itu.
            So, I just have a superbig faith, that someday—I don’t even know when, but just let me be a normal teenager—seseorang yang akan gue jadikan sebagai objek penyataan cinta akan menjaga gue dan berusaha sekuat hatinya untuk membahagiakan gue dan tetap bertahan dengan gue, even if I got really stupid accident and I was stuck in a simply like hell trouble.
            Gue berharap dia baik, sabar, penuh pengertian juga perhatian, bersedia diajak bergembel ria di setiap tempat aneh untuk menemani gue menulis, dan akan ikut berpartisipasi dalam setiap hal bodoh yang gue rencanakan.
Maybe I have to wish that he will be more handsome than Channing Tatum, Lee Min Ho, or Prince Stefan.

Satu Hari Setelah Lebaran Embe, 16-10-13
Juga setelah termehek-mehek karena keracunan The Vow
Dan ditantang Aulia Khoirunnisa supaya bisa dapat lunch gratisss

Tidak ada komentar:

Posting Komentar