Senin, 11 November 2013

Keep Looking Up

Hari ini gue menyadari satu poin penting dalam keluarga yang selama ini luput dari perhatian gue. Bahwa hubungan antara orangtua dan anak yang tidak harmonis dapat menjadi penyebab utama penyakit hati. Kalian tahu apa yang gue maksud dengan penyakit hati? Yaitu perasaan dimana sang anak merasa sendiri, tidak berdaya untuk memilih, dan pada akhirnya membiarkan dirinya terkubur bersama bayang ekspektasi dan asumsi.
            Satu waktu dalam hidup gue, ada kalanya gue membiarkan diri gue berkubang dalam penyakit itu. Namun seiring berjalannya waktu, gue mencoba untuk mencari obat, yaitu dengan cara menghilangkan rasa peduli. Menghapus empati. Karena ketika kita memedulikan seseorang atau sesuatu begitu rupa, kita akan merasakan sakit yang teramat sangat dalam prosesnya.
            Jadi, gue memutuskan untuk bersikap tidak peduli. Gue mengabaikan setiap kejadian buruk supaya gue nggak merasakan sakit semacam itu lagi. Gue bahkan tidak berusaha untuk memperbaiki, gue hanya terus menghindar dan lari. Selama beberapa saat hal itu bisa sangat efektif; gue bisa sekolah, belajar, dan bergaul seperti biasa.
            Tapi hari ini mengubah segala pemikiran gue itu.
            Hari ini ada satu masalah yang terjadi dengan melibatkan orangtua dan adik gue, lalu pada akhirnya menyadarkan gue bahwa selama ini obat yang gue pakai itu hanya membawa efek yang lebih buruk lagi. Gue bersikap tidak peduli, tanpa sadar bahwa hal itu menyakiti orang-orang yang gue cintai. Tanpa sadar gue membuat orang-orang itu harus berjuang sendiri.
            Gue menyesal sudah bersikap seperti itu. Benar-benar menyesal. Kenapa gue nggak lebih kuat? Kenapa gue nggak lebih bijak? Dan ada jutaan pertanyaan kenapa lainnya yang mengikuti. Tapi pada akhirnya, yang harus gue lakukan bukan bertanya-tanya. Gue harus mengubahnya.
            Gue berharap setelah kejadian ini—yang belum gue tahu bagaimana cara menyelesaikannya—gue akan menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih bijak untuk orang-orang yang gue cintai itu.
            Mungkin gue akan terjatuh-terluka-terkubur dalam prosesnya, namun gue tidak bisa berhenti berusaha. Karena mereka, orang-orang yang gue cintai itu, membutuhkan gue. Sama seperti gue membutuhkan mereka. Dan gue tidak bisa selamanya hanya membiarkan mereka berjuang sendiri. Gue juga harus berjuang bersama mereka.
            Untuk hidup yang lebih baik, dengan kebahagiaan sederhana yang melingkupi.

Hari Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, 11-11-13

Setelah dengar Sena nangis dan galau mikirin Biologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar